Rentetan Kasus Kebocoran Data
Selama pemerintahan Presiden Joko Widodo dari tahun 2014 hingga 2024, berikut beberapa contoh kebocoran data dan serangan siber yang terjadi:
2017: Kebocoran data e-KTP: Data sekitar 10 juta warga Indonesia yang terdaftar dalam e-KTP bocor dan dijual di forum online.
2020: Kebocoran data BPJS Kesehatan: Data lebih dari 279 juta warga Indonesia, termasuk nama, alamat, dan nomor telepon, bocor dan dijual di forum online.
2021: Serangan ransomware terhadap BRI Life: serangan ransomware membuat data nasabah BRI Life, perusahaan asuransi milik BRI, bocor.
2022: Kebocoran data pengguna PeduliLindungi: PeduliLindungi, aplikasi pemantauan COVID-19 milik pemerintah, dilaporkan mengalami kebocoran data yang mempengaruhi jutaan pengguna.
Bocornya data PLN pada tahun
2021: Serangan ransomware terhadap BRI Life: serangan ransomware membuat data nasabah BRI Life, perusahaan asuransi milik BRI, bocor.
2022: Kebocoran data pengguna PeduliLindungi: PeduliLindungi, aplikasi pemantauan COVID-19 milik pemerintah, dilaporkan mengalami kebocoran data yang mempengaruhi jutaan pengguna.
Bocornya data PLN pada tahun
2023: Informasi tentang pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN) bocor dan tersebar luas di forum
2024 - Serangan terhadap sistem Kominfo: Sistem Komunikasi dan Informatika (Kominfo) diserang dan menyebabkan kebocoran data internal.
Terbaru seperti diberitakan, sistem di instansi Badan Kepegawaian Negara (BKN) diretas. Peretas mengklaim mendapatkan 4,7 juta data yang berisi data pribadi pegawai negeri sipil. Informasi dugaan peretasan itu disampaikan Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha dalam keterangan tertulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar